Demokrasi Kosmetik di Tubuh PMI, Agung Nugroho Kritik Praktik Politik dalam Musyawarah

- Jurnalis

Rabu, 17 September 2025 - 09:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta | Mata Aktual News – Palang Merah Indonesia (PMI) dikenal sebagai organisasi kemanusiaan yang netral dan independen. Hal ini telah ditegaskan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan, yang menempatkan PMI sebagai satu-satunya perhimpunan nasional berasaskan kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.

Namun, idealitas itu dinilai jauh berbeda dengan praktik pemilihan ketua di tubuh PMI. Agung Nugroho, Ketua Umum Rekan Indonesia, menilai demokrasi di dalam PMI kerap hanya sebatas formalitas.

“Musyawarah Nasional, Muswil, atau Muskab/Muskot memang dibuka dengan tata tertib demokratis. Tapi siapa pemenang biasanya sudah ditentukan jauh sebelum forum dimulai,” kata Agung, Selasa (17/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, restu kepala daerah menjadi kunci kemenangan dalam pemilihan ketua. Padahal dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PMI, gubernur maupun kepala daerah hanya berfungsi sebagai Dewan Pelindung yang tugasnya sebatas memberi perlindungan politik, hukum, dan administratif.

“Yang terjadi di lapangan, gubernur sering menggerakkan wali kota, bupati, hingga camat untuk memastikan suara bulat mendukung calon tertentu. Pendaftaran calon tetap dibuka, tapi lebih sering hanya formalitas agar terkesan demokratis,” ungkap Agung.

Ia menegaskan pola ini menimbulkan tiga persoalan serius: demokrasi PMI hanya menjadi kosmetik, fungsi Dewan Pelindung melampaui batas, dan intervensi kepala daerah bertentangan dengan asas netralitas sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU No. 1/2018.

Dampaknya, kader internal PMI yang berpengalaman dan berkapasitas sering tersisih hanya karena tidak memiliki restu politik. “Kursi ketua PMI akhirnya lebih mirip hadiah politik ketimbang hasil kontestasi gagasan,” ujar Agung.

Agung mengingatkan bahwa PMI bukan milik gubernur, bupati, atau wali kota. “PMI adalah milik rakyat. Jati dirinya harus tetap dijaga agar tidak terjerumus menjadi satelit kekuasaan,” tegasnya.

Follow WhatsApp Channel mataaktualnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Jum’at Berkah Heritage Medical: Aksi Sosial Pengobatan Gratis dan Bagi Nasi Kotak
Puluhan Relawan Kesehatan Desak Kemenkes Cabut Aturan yang Dinilai Persulit Akses IGD
Wali Kota Jaksel Dukung RSUD Pasar Minggu Kembangkan Program Wisata Kesehatan
Bupati Tangerang Resmikan Rumah Sakit Insan Nusantara di Rajeg
Gubernur Banten Pastikan Warga Miskin Tetap Dapat Layanan Kesehatan, Aktivis Nilai Masih Sekadar Retorika
Pemuda Didorong Wujudkan Kedaulatan Kesehatan Bangsa di Momentum Sumpah Pemuda
Rekan Indonesia Apresiasi Presiden Prabowo Hapus Tunggakan Premi BPJS Kesehatan
Rekan Indonesia : “Waspadai ISPA, Jaga Kesehatan dengan Langkah Sederhana”
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 00:59 WIB

Jum’at Berkah Heritage Medical: Aksi Sosial Pengobatan Gratis dan Bagi Nasi Kotak

Rabu, 12 November 2025 - 23:07 WIB

Puluhan Relawan Kesehatan Desak Kemenkes Cabut Aturan yang Dinilai Persulit Akses IGD

Selasa, 11 November 2025 - 17:30 WIB

Wali Kota Jaksel Dukung RSUD Pasar Minggu Kembangkan Program Wisata Kesehatan

Sabtu, 1 November 2025 - 17:17 WIB

Bupati Tangerang Resmikan Rumah Sakit Insan Nusantara di Rajeg

Kamis, 30 Oktober 2025 - 15:05 WIB

Gubernur Banten Pastikan Warga Miskin Tetap Dapat Layanan Kesehatan, Aktivis Nilai Masih Sekadar Retorika

Berita Terbaru

Jakarta

Manggarai Resmi Jadi Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian

Jumat, 14 Nov 2025 - 20:52 WIB

Verified by MonsterInsights