Jakarta | Mata Aktual News – Ribuan massa yang terdiri dari buruh, mahasiswa, pelajar, serta organisasi kemasyarakatan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025). Aksi berlangsung sejak pagi hingga malam dengan menyuarakan sejumlah tuntutan mulai dari isu ketenagakerjaan, kesejahteraan pendidikan, hingga reformasi politik.
Sekitar pukul 09.50 WIB, massa Partai Buruh yang dipimpin Said Iqbal tiba di kawasan Senayan. Jumlah peserta awal sekitar 700 orang terus bertambah hingga 2.500 orang pada pukul 10.30 WIB. Aksi berjalan tertib dan berakhir pada 12.40 WIB, sebelum massa bergeser ke depan kantor TVRI.

Buruh mengajukan sejumlah tuntutan, antara lain penghapusan sistem outsourcing, penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK), pembentukan Satuan Tugas PHK, reformasi pajak ketenagakerjaan, pengesahan RUU Ketenagakerjaan tanpa skema Omnibus Law, serta percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekitar pukul 13.55 WIB, gelombang mahasiswa dan pelajar dari sejumlah kampus dan aliansi BEM bergabung dalam aksi. Mereka berasal dari Uhamka, Unindra, Universitas Pemuda, hingga kelompok mahasiswa independen.
Situasi memanas pada pukul 14.15 WIB setelah massa membakar spanduk, menyalakan ban, serta melemparkan botol dan petasan. Aksi tersebut sempat menutup akses jalan tol Slipi dan memicu ketegangan dengan aparat.
Mahasiswa dan pelajar menyampaikan tuntutan, di antaranya peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik, penghentian tindakan represif aparat, transparansi anggaran DPR, penolakan revisi RUU KUHP, reformasi Polri, penolakan pemutihan sejarah dan penghargaan terhadap pelanggar HAM, serta dukungan terhadap agenda buruh terkait upah dan pajak.
Hingga pukul 15.00 WIB, jumlah massa diperkirakan lebih dari 5.000 orang. Rinciannya terdiri dari sekitar 3.550 buruh, 1.010 mahasiswa, 265 pelajar anarko, 250 pelajar STM/SMK, dan 110 orang dari organisasi kemasyarakatan (OKP).
Aparat kepolisian mengamankan 69 orang di dua lokasi berbeda, yaitu 58 orang di Stasiun Palmerah dan 11 orang di Pintu 8 Gelora Bung Karno. Mereka berasal dari kalangan pelajar dan penganggur.
Situasi Berlanjut Hingga Malam

Pada pukul 15.30 WIB, aparat berhasil memukul mundur massa dari kawasan DPR/MPR RI. Gerbang Pancasila ditutup pukul 15.54 WIB, dan satu jam kemudian kondisi dinyatakan relatif kondusif. Tidak ada keterlibatan TNI dalam pengamanan aksi tersebut.
Namun, hingga pukul 19.10 WIB, sejumlah massa masih bertahan di kawasan perempatan lampu merah Slipi, pertigaan Pejompongan, dan Jalan Pejompongan Raya. Aparat keamanan kembali melakukan upaya pemukulan mundur terhadap kelompok massa yang tersisa.

Aksi besar ini menunjukkan konsistensi desakan publik terhadap pemerintah dan DPR untuk melakukan perubahan signifikan, khususnya di bidang ketenagakerjaan, transparansi anggaran, serta pembaruan sistem politik menjelang agenda politik nasional 2029.
Reporter: Amor
Editor: Merry WM