JAKARTA | Mata Aktual News — Ketua Rekan Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan atau Tian, mengapresiasi kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta yang berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data resmi, prevalensi stunting di Ibu Kota turun dari 16,8% pada 2021 menjadi 14,8% pada 2023, dan berada di kisaran 14,1% pada awal 2025. Capaian tersebut menempatkan DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia.
“Capaian ini tidak datang tiba-tiba. Ada kerja keras tenaga kesehatan, kader posyandu, serta sinergi dengan berbagai pihak. Kita patut memberikan apresiasi kepada Dinkes DKI yang mampu menjaga tren penurunan ini,” ujar Tian, Selasa (12/8/2025).
Meski mengapresiasi capaian tersebut, Tian sependapat dengan Komisi E DPRD DKI Jakarta yang meminta Dinkes melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi dan implementasi program penanganan stunting. Ia menilai keberhasilan capaian angka tidak boleh membuat pemerintah daerah terlena, mengingat masih terdapat tantangan lapangan, terutama di wilayah kantong kemiskinan perkotaan dan daerah padat penduduk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Fakta bahwa lebih dari 14% anak di Jakarta masih mengalami stunting menunjukkan pekerjaan rumah kita belum selesai. Apalagi, stunting bukan hanya soal gizi buruk, tapi juga terkait sanitasi, kesehatan ibu, pendidikan gizi, dan daya beli masyarakat. Evaluasi justru penting agar program lebih tepat sasaran, adaptif, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Tian juga menyoroti ketimpangan capaian antarwilayah di DKI Jakarta. Menurutnya, masih ada kecamatan yang mencatat prevalensi stunting di atas 17%, sementara wilayah lain sudah di bawah 10%. Kondisi ini, kata Tian, memerlukan intervensi yang lebih spesifik sesuai kondisi lokal, bukan hanya program umum yang seragam.
Selain itu, Rekan Indonesia DKI Jakarta mendorong Dinkes memperluas kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan sektor swasta. Pendekatan lintas sektor diyakini dapat mempercepat penurunan angka stunting sekaligus meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak.
“Evaluasi bukan berarti mengkritik tanpa dasar, melainkan memastikan setiap rupiah yang digunakan benar-benar memberi dampak. Dinkes sudah bekerja keras, tapi kita ingin hasilnya semakin terasa oleh semua lapisan masyarakat,” pungkas Tian.
Reporter: Syahrudin Akbar
Editor: Merry WM