Agung Nugroho: Data Kemiskinan BPS dan Bank Dunia Punya Fungsi Berbeda

- Jurnalis

Selasa, 19 Agustus 2025 - 16:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Mata Aktual News – Perbedaan angka kemiskinan di Indonesia yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia kembali menjadi perbincangan publik. Menurut BPS, pada September 2024 tingkat kemiskinan nasional turun menjadi 8,57 persen atau sekitar 24,06 juta jiwa. Sementara itu, Bank Dunia mencatat angka kemiskinan jauh lebih tinggi: 60,3 persen (sekitar 171,8 juta orang) berdasarkan standar global Purchasing Power Parity (PPP) 2017, dan meningkat menjadi 68,2 persen (sekitar 194,4 juta orang) setelah pembaruan PPP 2021.

Perbedaan hampir 170 juta jiwa antara dua lembaga ini menimbulkan kesan kontradiktif. Di satu sisi, Indonesia digambarkan berhasil menekan kemiskinan ke level terendah sepanjang sejarah, namun di sisi lain, mayoritas rakyat Indonesia masih tergolong miskin menurut standar global.

Menanggapi hal ini, Agung Nugroho, Direktur Jakarta Institut, menekankan bahwa kedua data tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda sehingga tidak bisa dibandingkan secara langsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“BPS berbicara tentang kebutuhan dasar masyarakat Indonesia, sehingga angkanya relevan untuk kebijakan nasional. Sedangkan Bank Dunia menggunakan standar global agar kondisi kita bisa dibandingkan dengan negara lain. Jadi, keduanya sahih tetapi memang berbeda tujuan,” ujar Agung. Kepada Mata Aktual News Selasa (19/8/2025)

Agung menambahkan, perbedaan angka ini membuka ruang refleksi. Menurut standar domestik, jumlah penduduk miskin ekstrem berhasil ditekan menjadi 24 juta orang, namun dari perspektif global, lebih dari 170 juta orang masih hidup di bawah standar kesejahteraan internasional.

“Tantangan kita bukan memilih data mana yang benar, melainkan menjembatani keduanya. Pemerintah harus terus memperkuat perlindungan sosial, membuka lapangan kerja, dan memastikan pertumbuhan ekonomi benar-benar mengangkat kualitas hidup rakyat kecil. Penurunan angka kemiskinan domestik penting, tetapi kesetaraan dengan standar global tidak boleh diabaikan,” tegasnya.

Jakarta Institut menekankan pentingnya memahami kedua ukuran ini secara simultan. Data BPS menggambarkan capaian nyata dan relevan untuk program bantuan sosial, sementara data Bank Dunia menjadi peringatan bahwa masih ada pekerjaan rumah besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia hingga standar internasional.

“Pesannya jelas: keberhasilan menurunkan kemiskinan nasional harus diiringi dengan strategi jangka panjang agar masyarakat Indonesia tidak hanya keluar dari garis kemiskinan lokal, tetapi juga mampu hidup layak menurut standar global,” tutup Agung.

Reporter: Syahrudin Akbar
Editor: Merry WM

Follow WhatsApp Channel mataaktualnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Belajar dari Barcelona: Koperasi Bisa Jadi Juara Dunia
Ketua RW 01 Bongki Bantah Lakukan Tarikan Kontribusi ke Pedagang
Semarak HUT RI ke-80, Siskommas Polsek Metro Jatinegara Gelar Lomba Gaple di Rawabunga
PSN Tingkat Kecamatan Digelar di RW 03, Bahas Pencegahan DBD
Relawan Kesehatan: Gerbong Smoking Area Bisa Jadi Solusi Win-Win bagi Penumpang Kereta
Warga RT 012 RW 006 Pulo Gebang Ramaikan HUT RI ke-80 dengan Lomba Gapura
Semarak HUT ke-80 RI, Warga RW 07 Cipinang Besar Selatan Gelar Kebersamaan Antar Generasi
Pesta Rakyat Meriah di Monas, UMKM Jakarta Bagikan 400 Ribu Porsi Jajanan Gratis “Sambut HUT RI ke-80”
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 26 Agustus 2025 - 17:20 WIB

Belajar dari Barcelona: Koperasi Bisa Jadi Juara Dunia

Minggu, 24 Agustus 2025 - 17:59 WIB

Semarak HUT RI ke-80, Siskommas Polsek Metro Jatinegara Gelar Lomba Gaple di Rawabunga

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:21 WIB

PSN Tingkat Kecamatan Digelar di RW 03, Bahas Pencegahan DBD

Kamis, 21 Agustus 2025 - 12:12 WIB

Relawan Kesehatan: Gerbong Smoking Area Bisa Jadi Solusi Win-Win bagi Penumpang Kereta

Selasa, 19 Agustus 2025 - 16:38 WIB

Agung Nugroho: Data Kemiskinan BPS dan Bank Dunia Punya Fungsi Berbeda

Berita Terbaru

Jakarta

Belajar dari Barcelona: Koperasi Bisa Jadi Juara Dunia

Selasa, 26 Agu 2025 - 17:20 WIB

Pemerintahan

Anggota MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Sorong

Selasa, 26 Agu 2025 - 15:03 WIB

Verified by MonsterInsights