Rekan Indonesia Minta Penundaan Vaksinasi TBC, Desak Kajian Epidemiologis yang Lebih Transparan

- Jurnalis

Senin, 2 Juni 2025 - 19:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Mata Aktual News– Organisasi Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) meminta pemerintah untuk meninjau ulang pelaksanaan program vaksinasi TBC nasional. Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho, mempertanyakan urgensi kebijakan tersebut karena menurutnya tidak tercermin dalam laporan mingguan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Dalam Laporan Perkembangan Penyakit Infeksi Emerging Minggu ke-21 Tahun 2025, tidak terlihat adanya lonjakan kasus TBC yang signifikan. Maka, kami mempertanyakan dasar ilmiah dari pelaksanaan vaksinasi ini,” ujar Agung dalam pernyataan pers yang diterima redaksi, Senin (2/6).

Agung menambahkan bahwa perlu ada transparansi mengenai latar belakang kebijakan, terutama terkait kemungkinan pengaruh dari lembaga internasional maupun industri farmasi global. Ia menekankan pentingnya menjaga kedaulatan kebijakan kesehatan nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pemerintah harus menjamin bahwa setiap program vaksinasi dilandasi oleh kebutuhan riil masyarakat dan bukan karena tekanan dari kepentingan luar,” lanjutnya.

Sebagai bentuk sikap, Rekan Indonesia mengajukan tiga seruan kepada pemerintah:

  1. Menunda pelaksanaan vaksinasi TBC hingga tersedia data epidemiologis yang kuat,
  2. Menggelar diskusi publik terbuka bersama para ahli dan masyarakat sipil,
  3. Menyusun kebijakan kesehatan yang independen dan terbebas dari intervensi asing.

Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Kementerian Kesehatan terkait pernyataan tersebut.

Rekan Indonesia merupakan organisasi yang selama ini aktif dalam advokasi isu-isu kesehatan masyarakat, khususnya di bidang edukasi, layanan dasar, dan kebijakan publik.

Reporter: Syahrudin Akbar
Editor: Muhammad Hasbi Fadilah

Follow WhatsApp Channel mataaktualnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dinkes Bogor Usut Laporan Keluhan Pasien RSUD KH. Idham Chailid,Pastikan Tidak Ada Pelanggaran SOP
Kontroversi Fee 10% Bulan Dana PMI 2024 di Sudin Pendidikan Jakarta Selatan: Klarifikasi Berbeda, Publik Menuntut Transparansi
Keluarga Korban Penganiayaan Apresiasi Layanan RS Polri Kramat Jati
Rakyat Harus Bangkit! Rekan Indonesia Serukan Perlawanan atas Dominasi Global di Bidang Kesehatan
Begini Tanggapan Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Soal Toko Kosmetik Yang Tak Berizin di Jakarta Timur
Toko Kosmetik di Jaktim Penjualan Obatnya diduga Tidak Memiliki Izin
Rencana Ganti Nama RSUD Ciawi Dianggap Gimmick, Warga Minta Fokus ke Pelayanan Nyata
REKAN INDONESIA: UJI COBA VAKSIN TBC ASING BUKTI LEMAHNYA KEDAULATAN DAN KETAHANAN KESEHATAN
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:47 WIB

Dinkes Bogor Usut Laporan Keluhan Pasien RSUD KH. Idham Chailid,Pastikan Tidak Ada Pelanggaran SOP

Rabu, 4 Juni 2025 - 21:36 WIB

Kontroversi Fee 10% Bulan Dana PMI 2024 di Sudin Pendidikan Jakarta Selatan: Klarifikasi Berbeda, Publik Menuntut Transparansi

Senin, 2 Juni 2025 - 19:30 WIB

Rekan Indonesia Minta Penundaan Vaksinasi TBC, Desak Kajian Epidemiologis yang Lebih Transparan

Sabtu, 31 Mei 2025 - 23:38 WIB

Keluarga Korban Penganiayaan Apresiasi Layanan RS Polri Kramat Jati

Sabtu, 31 Mei 2025 - 20:10 WIB

Rakyat Harus Bangkit! Rekan Indonesia Serukan Perlawanan atas Dominasi Global di Bidang Kesehatan

Berita Terbaru

Verified by MonsterInsights