Dari Jalanan ke Ruang Rente: Luka Reformasi di Balik Kasus Noel

- Jurnalis

Jumat, 22 Agustus 2025 - 10:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA | Mata Aktual News – Reformasi 1998 pernah dijanjikan sebagai jalan menuju Indonesia yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Namun dua dekade lebih berlalu, sebagian dari mereka yang dulu mengusung idealisme reformasi justru terseret dalam praktik yang sama.

Kasus penangkapan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer alias Noel, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi sorotan tajam publik. Noel diduga terlibat dalam praktik pemerasan terkait sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Padahal, K3 menyangkut keselamatan buruh dan pekerja di seluruh Indonesia.

“Jika sertifikasi K3 dijadikan lahan rente, maka keselamatan pekerja diperdagangkan. Itu bukan sekadar tindak pidana korupsi, tapi juga pengkhianatan moral,” ujar Agung Nugroho, Aktivis 98, dalam pernyataannya kepada redaksi. Jum’at (22/8/2025)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reformasi yang Kehilangan Makna

Reformasi lahir dari jalanan. Mahasiswa, buruh, dan rakyat kecil kala itu melawan represi demi satu janji besar: Indonesia bebas dari praktik KKN. Namun, menurut Agung, 26 tahun setelah Soeharto tumbang, janji itu terasa semakin jauh dari kenyataan.

“Ironisnya, sebagian anak kandung reformasi kini ikut menikmati pola yang dulu mereka lawan. Reformasi kehilangan makna ketika idealisme digadaikan demi rente,” tegas Agung.

Sejumlah akademisi menyebut kasus Noel sebagai cermin dari kultur rente yang tak kunjung hilang. Charles Tilly menegaskan bahwa gerakan sosial lahir dari tuntutan rakyat terhadap negara, namun teori path dependency Paul Pierson mengingatkan bahwa meskipun rezim berubah, pola lama kerap bertahan.

Alarm untuk Pemerintahan Baru

Pengamat politik menilai kasus Noel adalah alarm serius bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. “Jika kompromi terhadap praktik rente dibiarkan, publik akan semakin yakin bahwa negara ini sekadar panggung transaksi kekuasaan,” kata seorang pengamat kebijakan publik.

Samuel Huntington pernah mewanti-wanti: demokrasi tanpa institusi moral hanya akan melahirkan oligarki baru. Dalam konteks Indonesia, hal itu menjadi ancaman nyata jika janji reformasi terus dikompromikan.

Dorongan Perbaikan Sistem

Aktivis hukum mendorong agar kasus Noel tidak berhenti pada penindakan individu. Perbaikan sistem harus segera dilakukan, khususnya dalam tata kelola sertifikasi K3.

“Transparansi, digitalisasi layanan, audit independen, dan pengawasan publik wajib diperkuat. Jangan sampai hukum dijadikan alat pemerasan. Hukum seharusnya membebaskan rakyat, bukan menindas mereka,” tegas Agung mengutip pemikiran Satjipto Rahardjo.

Janji Reformasi yang Terluka

Kini publik menagih keberanian negara untuk mengembalikan marwah reformasi. Jika janji moral yang diusung 1998 terus dikhianati, reformasi hanya akan dikenang sebagai tangga menuju kekuasaan, bukan jalan menuju keadilan.

“Luka politik mungkin bisa sembuh dengan kompromi. Tapi luka moral hanya bisa dipulihkan dengan keberanian. Dan keberanian itulah yang sedang ditagih sejarah,” pungkas Agung.

Reporter: Syahrudin Akbar
Editor: Merry WM

Follow WhatsApp Channel mataaktualnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Projo Transformasi Jadi “Negeri dan Rakyat”, Jokowi Mulai Ditinggal Relawannya?
Viral Baliho Wajah Presiden Prabowo di Tel Aviv, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco: Perlu Dicek Maksud dan Tujuannya
Susno Duadji: Elite Polri Harus Direformasi, Diganti Anak Muda
Prabowo Angkat Djamari–Erick, Publik Tanya: Solusi atau Bagi-Bagi Kursi?
KPK Bantah Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer Ajukan Justice Collaborator
Lahirnya Partai Aksi Rakyat: Loyalis Anies Baswedan Resmikan DPD Kabupaten Tangerang
Pimred Mata Aktual News: BEM SI Ingatkan Potensi Demo Besar Jilid II
Senator Dailami Serukan Jaga Persatuan dan Ketertiban, Jangan Mudah Terprovokasi
Berita ini 55 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 11:07 WIB

Projo Transformasi Jadi “Negeri dan Rakyat”, Jokowi Mulai Ditinggal Relawannya?

Selasa, 30 September 2025 - 16:57 WIB

Viral Baliho Wajah Presiden Prabowo di Tel Aviv, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco: Perlu Dicek Maksud dan Tujuannya

Rabu, 24 September 2025 - 18:47 WIB

Susno Duadji: Elite Polri Harus Direformasi, Diganti Anak Muda

Rabu, 17 September 2025 - 19:06 WIB

Prabowo Angkat Djamari–Erick, Publik Tanya: Solusi atau Bagi-Bagi Kursi?

Rabu, 17 September 2025 - 14:56 WIB

KPK Bantah Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer Ajukan Justice Collaborator

Berita Terbaru

Jakarta

Manggarai Resmi Jadi Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian

Jumat, 14 Nov 2025 - 20:52 WIB

Verified by MonsterInsights