Mata Aktual News – Kisah Inspiratif
Siapa sangka, kesuksesan besar bisa berawal dari warung kecil di gang sempit?
Itulah kisah Djoko Susanto, sosok di balik jaringan minimarket raksasa Alfamart yang kini menjamur di seluruh Indonesia — dari kota besar hingga pelosok desa.
Tahun 1966, di kawasan Petojo, Jakarta, seorang remaja menjaga warung ibunya yang bernama Toko Sumber Bahagia. Warung itu sederhana, hanya menjual sabun, minyak goreng, dan rokok. Tapi dari balik etalase kayu itulah, Djoko belajar pelajaran hidup paling berharga: bagaimana memahami pembeli dan menjaga kepercayaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari Warung ke Gudang Rokok
Setiap hari, Djoko membantu ibunya melayani pelanggan sambil memperhatikan apa yang paling sering dibeli orang. Ia mulai sadar, berjualan bukan hanya soal untung rugi — tapi soal mengerti kebutuhan orang lain.
Perlahan, warung kecil itu berubah menjadi penjual rokok grosir. Djoko mulai membangun jaringan sendiri, sampai akhirnya menjadi salah satu distributor Gudang Garam terbesar di Indonesia.
Di usia muda, ia sudah paham satu hal: kalau mau sukses, jangan takut mulai dari kecil.
Pertemuan yang Mengubah Hidup
Suatu hari di akhir 1980-an, keberuntungan datang mengetuk. Djoko bertemu Putera Sampoerna, pemilik perusahaan rokok PT HM Sampoerna. Pertemuan itu menjadi titik balik hidupnya.
Putera Sampoerna melihat potensi besar pada Djoko dan mengajaknya bergabung sebagai Direktur Penjualan. Bersama timnya, Djoko ikut meluncurkan merek legendaris Sampoerna A Mild — rokok yang kemudian jadi ikon generasi muda saat itu.
Namun, naluri dagang Djoko tak berhenti di industri rokok. Ia melihat masyarakat mulai suka belanja cepat dan praktis. Dari situlah ide mendirikan toko ritel muncul.
Lahirnya Alfa Minimart
Tahun 1999, dengan modal keberanian dan kerja keras, Djoko mendirikan Alfa Minimart, yang kemudian berubah nama menjadi Alfamart pada tahun 2003.
Gerai pertamanya berdiri di Tangerang, dengan satu visi sederhana:
“Belanja mudah, dekat, dan terjangkau untuk semua.”
Konsep itu langsung disambut hangat oleh masyarakat.
Kasir yang ramah, toko yang bersih, dan harga yang bersahabat membuat Alfamart cepat dicintai.
Dari Tangerang ke Seluruh Indonesia
Kini, lebih dari 23.000 gerai Alfamart berdiri di seluruh Nusantara. Nama Alfamart bukan sekadar merek, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Setiap kali kita mampir membeli air mineral atau camilan, tanpa sadar kita sedang melangkah di atas kisah perjuangan seorang anak warung yang berani bermimpi besar.
Djoko Susanto membuktikan, kesuksesan tidak harus berawal dari harta, tapi dari kemauan untuk terus belajar dan bekerja keras.
“Saya tidak mewarisi apa pun, kecuali semangat untuk tidak menyerah,” kata Djoko suatu kali.
Kisahnya menjadi pengingat bagi kita semua: tak peduli seberapa kecil langkah awal kita, yang penting adalah terus berjalan dan percaya pada proses.
Karena seperti Djoko, setiap orang punya kesempatan untuk membangun “Alfamart”-nya sendiri — dalam bentuk apa pun yang ia cintai.
Reporter: Amor
Editor: Merry W.M.
Mata Aktual News – Menginspirasi dari Cerita Nyata







