Aktivis Desak KSDE dan Pemkab Bogor Tertibkan Bangunan Ilegal di Lahan Konservasi

- Jurnalis

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bogor | Mata Aktual News — Dua lembaga swadaya masyarakat, Kumpulan Pemantau Korupsi Bersatu (KPKB) dan LSM Matahari, kembali mendesak pemerintah untuk menertibkan bangunan ilegal yang berdiri di atas kawasan konservasi dan hutan lindung di wilayah Puncak, Kabupaten Bogor.

Desakan ini disampaikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap maraknya pelanggaran tata ruang yang diduga melibatkan permainan perizinan. Aktivis menilai lemahnya pengawasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui KSDE, serta Pemerintah Kabupaten Bogor, telah membuka celah terjadinya pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Kami menduga ada praktik perizinan yang tidak wajar, bahkan berpotensi melibatkan transaksi bernilai besar. Bangunan komersial berdiri di zona yang secara hukum tak boleh dibangun,” ujar Zefferi, perwakilan LSM Matahari, kepada Mata Aktual News, Rabu (16/7/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Zefferi juga menyoroti peran Perum Perhutani yang dianggap kerap memberikan celah terhadap pelanggaran dengan dalih pengembangan wisata alam.

“Alih-alih menjaga kelestarian, justru membuka ruang untuk bangunan tanpa izin. Citamiang, Cimandala, dan Cipamingkis jadi bukti nyata. Negara tidak boleh kalah dari pelanggaran seperti ini,” tegasnya.

KPKB dan LSM Matahari mendesak KSDE dan Pemkab Bogor segera mengambil tindakan tegas berupa evaluasi menyeluruh terhadap seluruh izin di kawasan konservasi, serta melakukan audit dan pembongkaran terhadap bangunan yang terbukti melanggar.

Lebih lanjut, mereka mengingatkan bahwa pembiaran terhadap pelanggaran tata ruang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mencederai prinsip keadilan hukum.

“Diamnya aparat bukan hanya jadi preseden buruk, tapi juga sinyal bahaya bagi masa depan kawasan konservasi di Indonesia,” tutup Zefferi.

(Redaksi | Mata Aktual News)

Follow WhatsApp Channel mataaktualnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bupati Tangerang Dorong Dekranasda Perkuat UMKM dan Ekonomi Kreatif Daerah
Kunjungan Wartawan Mata Aktual News Diskominfo Kabupaten Tangerang Perkuat Kemitraan Publikasi
Rekan Indonesia: Negara Harus Buktikan Komitmen HAM Lewat Layanan Kesehatan Dasar
KPKB Soroti Dugaan Penyimpangan Bankeu 2025 di Bogor
Kelurahan Pejaten Barat Gandeng Rekan Indonesia Tekan Kasus TB dan DBD
1.376 Warga Cipinang Besar Utara Terima Bantuan Pangan, Pembagian Berlangsung Tertib
ASN Jaksel Disentil soal Integritas, Wali Kota Anwar Minta Tak Main-Main dengan Korupsi
Tambang Emas Ilegal Diduga Beroperasi di Air Sinamar Sejak 19 November, Warga Sijunjung Resah
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 10 Desember 2025 - 12:34 WIB

Bupati Tangerang Dorong Dekranasda Perkuat UMKM dan Ekonomi Kreatif Daerah

Selasa, 9 Desember 2025 - 11:22 WIB

Kunjungan Wartawan Mata Aktual News Diskominfo Kabupaten Tangerang Perkuat Kemitraan Publikasi

Sabtu, 6 Desember 2025 - 21:52 WIB

Rekan Indonesia: Negara Harus Buktikan Komitmen HAM Lewat Layanan Kesehatan Dasar

Sabtu, 6 Desember 2025 - 19:55 WIB

KPKB Soroti Dugaan Penyimpangan Bankeu 2025 di Bogor

Kamis, 27 November 2025 - 01:22 WIB

Kelurahan Pejaten Barat Gandeng Rekan Indonesia Tekan Kasus TB dan DBD

Berita Terbaru

Daerah

KSOP Bitung Tertutup, Menhub Diminta Turun Tangan

Jumat, 12 Des 2025 - 12:17 WIB

Verified by MonsterInsights